Dia adalah Kakakku sebuah novel yang
sebelumnya berjudul Bidadari Bidadari Surga terbitan
tahun 2008. Tapi dari novel Dia adalah Kakakku karangan Tere Liye diterbitkan
oleh Republika Terbitan tahun 2018 jika dilihat dari cover bukunya masih belum
tergambarkan isi ceritanya seperti apa, didalam novel ini ada 44 bab dan 398
halaman tebal buku 20,5 cm harga novelnya Rp 85.000.
Jika dilihat isinya biasa saja polos
tidak ada gambar-gambar hanya berisikan sebuah tulisan. Penulis membuat cerita masa
sekarang (alur maju) kemudain dibuat suasana mengenang kisah masa lalu (saat
lampau) pada setiap babnya. Dibagian belakang novel ada sinopsis isi dari novel
ini.
Tentang seorang kakak yang
mengorbankan apa pun agar adik-adiknya bisa sekolah. Tentang rasa sabar dan
penerimaan. Tentang keluarga yang penuh perjuangan.
Dia adalah Kakakku bercerita tentang pengorbanan seorang kakak (Laisa) untuk adik-adiknya (Dalimunte, Ikanuri, Wibisana dan Yashinta) di Lembah Lahambay rela mengorbankan segalanya untuk adik-adiknya agar dapat melanjutkan pendidikan mereka hinga mampu berkembang diluar Lembah Lahambay. Tentang rasa sabar dan kerja keras yang dilakukan bahkan tidak peduli meski dirinya tertinggal sangat jauh.
Diawal-awal aku membaca novel ini
ceritanya sedikit membosankan dan terlalu bertele-tele sekali, tapi setelah aku
membaca sampai pada konflik yang ada pada novel ini dan itu semakin membuat aku
terbawa akan cerita dalam novel ini. Sempat tidak mengerti sebetulnya apa
sebenarnya maksud dalam cerita itu namun semakin aku penasaran dengan penyelesaian
konflik pada novel ini dan ternyata penulis membuat ceritanya menjadi jelas.
Lebih kepada menceritakan pada masa lalu yang mereka lewati hingga aku selalu
mendapat jawaban yang menjadi pertanyaan dalam pikiranku.
Pulanglah,
anak-anakku! Untuk pertama dan sekaligus terakhir kalinya, kakak kalian
membutuhkan kalian.
Dalimunte adalah sosok anak yang cerdas, dia selalu berekperimen membuat hal-hal yang orang lain saja tidak pernah memikirkannya apa lagi untuk membuatnya. Hingga akhirnya Dalimunte menjadi seorang Profesor muda yang karya ilmiahnya banyak diterima orang banyak.
“Buat apa kau memikirkan apa yang dipikirkan orang atas pernikahan kau. Buat apa kau memikirkan apa yang dipikirkan orang atas kakakmu. Buat apa kau memikirkan kekhawatiran, rasa cemas, yang sejatinya mungkin tidak pernah ada. Hanya perasaan-perasaan. Lihatlah, Kakak baik-baik saja.”
Kata-kata yang disampaikan kaka Laisa
kepada Dalimunte yang selalu menanti kakaknya agar menikah terlebih dulu
dibandingkan dirinya.
Wibisana dan Ikanuri adik kakak yang selalu kompak hingga menikah saja mereka berbarengan, dua sigung sebutan dikeluarga mereka yang sangat nakal dan tidak pernah patuh dengan perintah Kakak Laisa. Dua sigung kecil itu keduanya menyukai merakit mesin, hingga Kakak Laisa memberikan modal untuk mereka berdua memulai bisnisnya membuka bengkel. Sehingga dengan ketekunan mereka berdua dengan keseriusannya mereka mempunyai sperpat mesin untuk mobil balap. Meski sampai mereka dewasapun keisengan mereka tidak juga berbuah.
Dokter bilang mungkin minggu depan, mungkin besok pagi, boleh jadi pula nanti malam...
bagaimana mungkin kalimat itu tidak serius?
Kecemasan yang menghampiri Wibisana dan Ikanuri setelah mendapatkan berita dari mamak.
Yashinta adik bungsu mereka dengan
kepolosannya dia rela untuk berhenti sekolah karenga dirinya perempuan lebih
penting kakaknya yang bersekolah. Dia sangat senang ketika diajak kakak Laisa
melihat berang-berang yang lucu, hingga Yashinta menjadi peneliti dari lembaga
penelitian dan konservasi nasional dan juga merangkap koresponden foto majalah
National Geographic.
Disetiap permasalahan yang pada setiap bab-bab pada buku ini selalu ada penyelesaian masalah yang jelas sehingga membuat pembaca mengerti perjalanan cerita pada novel ini. Dari novel ini mungkin aku lebih suka pada Kakak Laisa dengan segala kekurangannya dia jadikan sebagai kelebihannya untuk terus mencari uang untuk adik-adiknya sekolah. Tidak pernah memperlihatkan kesedihannya meski dirinya terkadang merasa kesepian, namun sosoknya yang selalu mewujudkan janji-janjinya kepada adik-adiknya tidak ingin membuat adiknya kecewa. Namun dia merasa sangat sayang kepada adik-adiknya sehingga rasa sakit dan lelahnya tidak pernah dia perdulikan.
Meurut aku novel ini banyak sisi baik yang bisa aku dapet, salah satunya ketegasan seorang kakak Laisa dalam mendidik adik-adiknya dan pengorbanannya, kerja kerasnya tidak pernah merasa takut yang ada hanya bagaimana caranya untuk mendapatkan uang agar adik-adiknya bisa bersekolah hingga akhirnya mempunyai kebun strawberry berpuluh-puluh hektas meski dirinya tidak pernah merasakan bangku sekolah, sungguh memotivasi para pembaca pastinya.
Buat kalian yang belum pernah baca, buat aku ini recomended banget karena aku pribadi dibandingkan novel percintaan lebih baik membaca novel-novel yang om Tere Liye buat ini, keseluruhat sangat bagus ceritanya ngena banget, meski awalnya aku bingung dengan cover nya tapi setelah aku baca sampai selesai terbayar aja gitu semua keraguan aku akan novel ini. So buat teman-teman wajib banget sih baca novel ini, so guys terimakasih buat kalian yang udah baca review aku kurang lebihnya aku mohon maaf sampai berjumpa direview buku-buku berikutnya.